AZRA

 

Penulis: Dewi Ratnatih

“ Assalamualaikum inak (panggilan ibuk untuk daerah di Lombok)”

“ Wa’alaikumussalam nak”

“ Gimana kabarnya inak?”

“ Alhamdulillah baik nak, kamu sendiri gimana?”

“ Alhamdulillah aku baik juga inak. Ah iya inak, besok aku ada kunjungan ke Narmada inak. Inak ngizinin nggak aku buat pergi?”

 “ Iya pergi aja, selagi itu tugas kuliah. Tapi jangan buat macam-macam di tempat orang ya, jangan banyak tingkah ditempat orang”

“Iya kalo itu pasti lah inak. Mmm kalo gitu aku tutup dulu telponnya ya inak, mau bahas soal besok sama teman-teman. Assalamualaikum”

“ Ah iya, wa’alaikumussalam”

Ooo iya, kenalin aku Lidwina Azra Ramdhani orang-orang biasanya memanggilku Wina atau bisa juga Azra. Aku mahasiswi semester 6 di salah satu universitas di Mataram. Orang-orang bilang kalo aku itu orangnya introvet, tapi aku rasa tidak. Mungkin karena aku orangnya tidak terlalu bisa buat bersosialisasi makanya orang bilang aku introvet. Aku juga termasuk manusia yang tidak terlalu suka dengan keramaian, tidak terlalu suka dengan interaksi dengan lawan jenis, dan yang paling penting adalah tidak suka berpergian jika tidak ada hal yang panting. Dan yang paling aku suka adalah rebahan, hahahha mungkin kebanyakan orang sama denganku suka rebahan. Karena, berselancar di pulau kapuk adalah sebuah kenikmatan.

***

Setelah selesai ngobrol dengan ibuk, akhirnya waktu isya tiba. Dan ya, sebagai umat Islam aku melaksanakan sholat karena sholat itu wajib. Setelah selesai, aku berdoa untuk kedua orang tuaku untuk keselamatan mereka.

Drtttttt drtttttt

Setelah selesai sholat, aku mendengar handphone ku berbunyi. Setelah mencari akhirnya aku temukan di balik bantal, ah iya aku juga termasuk orang yang tidak terlalu suka memegang yang namanya handphone atau biasa temen-temenku bilang setan gepeng. Hahahah ada-ada saja teman-temanku itu. Setelah mengecek ternyata di grub kelompok lagi ribut bahasa jam berapa akan berangkat besok.

“ Khem. Assalamualaikum penghuni grub yang budiman”

“ Wa’alaikumussalam”

“ Wa’alaikumussalam”

“ Guys, besok kita pergi jam berapa?”

“ Iya, guys besok jam berapa?”

“ Mmmm. Kita berangkat dari kos jam 7 aja. Terus nanti kita kumpul di depan kampus jam 8 biar tidak terlalu siang kita pergi nya”

“ Mmm bagus dah itu, tapi jangan ada yang ngaret ya”

“ Hahahah tau aja kalo budaya orang Indonesia itu sukanya ngaret”

“ Makanya jangan suka ngaret. Nanti kalo ke enakan ngaret yang ada kita perginya habis Zuhur”

“ Iya iya nggak ngaret kok, tapi kalo ngaret sedikit nggak papa kan?”

“ Jangan kek gitu. Pokoknya jangan ngaret ya”

“ Iya iya. Kalo gitu aku off duluan ya guys. Bye assalamualaikum”

“ Wa’alaikumussalam”

***

Akhirnya setelah menempuh sekitar setengah jam. Aku dan teman-temanku sampai di tempat tujuan dan langsung di sambut sama kepala dusun disana. Dan kebetulan sekali kami juga di sambut sama kakak-kakak KKN dari kampus lain, yang waktu itu memang mereka lagi melakukan KKN di sana.

Setelah sekitar dua jam kami melakukan wawancara, akhirnya sesi untuk melihat sekitar kemaliq kami lakukan. Dan dipandu sama tokoh adat disana dan kepala dusun itu sendiri. Setelah selesai rombongan kami berencana akan kembali ke kampus dan mengerjakan laporan. Namun, dipertengahan jalan salah satu dari anggota KKN itu menghampiri kami, dan langsung menunjuk aku, iya aku si Azra.

“ Azra, ya?”

“ Ah iya, ada apa ya kak?”

“ Mmmm, boleh ngobrol sebentar?”

“ Ah iya kak, boleh”

“ Ikut sebentar ya, kita ngobrol berdua disana. Ayok”

Aku mengikutinya dari belakang. Dan ya, setelah sampai dia memanggilku.

“ Azra”

“ Iya kak?”

“ Kamu masih tidak mengingatku?”

“ Maaf ya kak, aku tidak mengenal kakak”

“ Aku Azman, Azra. Azman yang dulu berjanji akan melamarmu setelah aku selesai wisuda”

“ Ooo iya? Kak Azman yang dulu sering ke rumah buat main sama bang Rifki kan?”

“ Akhirnya, kamu ingat juga. Ah iya Azra, aku kesini mau nempati janji aku yang dulu. Kamu mau kan nikah sama aku?

“ Ah iya, kalo kakak maunya kek gitu, kakak dateng aja kerumah minta izin sama bapak. Dan juga, aku masih semester 4, apa kakak tidak apa-apa?”

“ Tidak apa-apa Azra. Aku malah seneng bisa ngebimbing kamu waktu pengerjaan skripsi. Atau tugas-tugas yang diberikan sama dosen”

Sekitar 20 menitan kami mengobrol. Tiba-tiba temen-temenku memanggil katanya mau balik cepat biar bisa ngerjain laporannya.

“ Mmmm kalo gitu, aku pergi dulu ya kak. Kalo sekiranya kakak mau nanti aku kasi tau orang rumah”

“ Mmmm kalo gitu, aku boleh minta nomer wa kamu tidak? Biar nanti aku kasi tau kapan bisa ke rumah kamu”

“ Oh iya. 082,,,,,,,,, ini kak. Kalo gitu aku pergi dulu ya, assalamualaikum”

“ Wa'alaikumussalam”

***

Beberapa bulan berlalu setelah pertemuanku dengan kakak Azman, intensitas saling bertukar kabar tidak terlalu, ya memang kami berdua tidak terlalu suka chatingan dengan lawan jenis.

Drttttt drtttttt

Setelah mengecek siapa yang nelpon ternyata ibuk. Kata beliau aku disuruh pulang besok, yang kebetulan hari libur. Katanya ada yang mau ketemu sama aku. Ahh aku tidak terlalu berfikir siapa mungkin yang mau ketemu sama aku atau mungkin mereka adalah temen-temen seperjuanganku waktu SMA.

Sekitar dua jam di perjalanan aku sampai di rumah, iya memang jarak antara kampusku memang tidak terlalu jauh karena rumahku masih di sekitar pulau Lombok lebih tepatnya rumahku itu di Lombok Timur.

***

Keesokan harinya, orang-orang dirumah sudah heboh dengan kegiatannya masing-masing. Aku masih bingung, ini sebenernya ada apa sih. Iya aku cuman bisa bilang di hati aja soalnya tidak ada yang bisa aku tanyain semua orang sibuk sendiri.

“ Daripada aku tidak ada kerjaan. Lebih baik aku sholat Dhuha aja dulu” monologku sendiri

Sebelum berbalik arah. Ibuk sudah memanggilku

“ Ra, kamu siap-siap sana”

“ Ngapain si buk?”

“ Pokoknya kamu siap-siap aja sana, cepetan”

Tanpa bantahan aku langsung pergi ke kamarku buat sholat Dhuha sekalian siap-siap. Setelah selesai sholat aku bersiap. Ternyata di luar sudah banyak orang dan tamu bapak sama ibuk sudah datang. Aku penasaran, siapa tamu ibuk sama bapak sampai mereka mau ribet dari sebelum subuh. Hmm pastinya orang penting. Sebelum keluar ternyata bang Rifki sudah memanggilku terlebih dahulu.

“ Dek, ayok cepetan tamunya sudah datang”

“ Iyaaa bang, tunggu sebentar”

Setelah membuka pintu ternyata bang Rifki lagi nyandar di deket pintu, katanya dia mau jemput adeknya. Hayoloh bang Rifki ini emang ada-ada saja.

“ Ayok, dek”

Sampai akhirnya aku sama bang Rifki sampai di ruang tamu. Dan ya aku terkejut melihat siapa tamu itu, yaitu kakak Azman dan orang tuanya. Orang yang aku temuin waktu pergi ke Narmada. Kakak Azman tidak pernah bilang apa-apa tentang dia yang bakalan dateng ke rumahku. Hmmm aku mencium bau-bau sesuatu, sebelum selesai acara melamunku. Bapak tiba-tiba menyuruhku untuk duduk.

“ Dek, duduk dulu. Masak tamunya duduk tuan rumah masih berdiri”

Aku meringis mendengar ucapan bapak

“ Hehehehe iya pak”

Setelah selesai acara basa-basi dari orang tua, akhirnya acaranya yang mereka tunggu-tunggu tiba, ya termasuk aku perihal apa kak Azman dateng kerumahku dengan membawa orang tuanya.

“ Khem. Jadi gini, Amak ( panggilan bapak untuk orang Sasak) Tyang kesini mau melamar anak Amak buat jadi istri saya Mak”

Deg. Apa pendengaran aku tidak lagi bermasalah? Kak Azman beneran mau melamar aku? Aku kira itu semua hanya omongan dia saja. Aku bermonolog sendiri dengan suara pelan takut kedengaran sama yang lain. Tanpa mau menatap orang yang ngomong. Sampai akhirnya bapak memanggil namaku.

“ Ra”

“ Ah iya, Mak?”

“ Bagaimana? Kamu mau menerima lamaran nak Azman?”

“ Hmmm, aku terserah Amak sama ibuk aja”

“ Iya, tidak bisa gitu dong nak, kan yang akan nikah itu kamu, ya harus kamu dong yang memilih”

“ Bismillah Amak, Tyang mau kok nikah sama kak Azman”

Serempak semua yang ada disana mengucapkan hamdalah, setelah apa yang aku ucapkan tadi. Dan akhirnya, disinilah takdir ku bertemu dengan imam ku, bertemu di tempat yang tidak aku duga, dan yang sebelumnya aku belum pernah berfikir untuk menikah muda. Namun, Allah berkata lain.

TAMAT


Komentar

Posting Komentar